Langsung ke konten utama

Penerang Hati




Setiap malam menjelang, itulah saat aku mulai bekerja, ya di sini aku hanya dipekerjakan malam hari tidak seperti teman-temanku lainnya yang bisa bekerja sepanjang hari, selama hidupnya. Aku memang tidak pernah menyesali jalan hidup ini, namun terkadang aku merasa tidak dapat memberikan yang terbaik, seperti yang dikatakan orang ini seperti mempertaruhkan harga diri yang tidak pernah dihargai. Aah...apa-apaan ini, sama saja aku telah berkeluh kesah tentang diriku sendiri.
Kemaren aku mendapat kabar, Ermex yang berasal dari tempat yang sama denganku telah ditugaskan di wilayah penting dan mendapat posisi tinggi bahkan sangat tinggi jika dibandingkan denganku, orang-orang akan berfikir Ermex sangat penting bagi mereka, kehadiran Ermex memang telah ditunggu-tunggu sejak pembangunan kota dan sejak jalan tol disana hampir rampung dan sekarang telah diresmikan. Aku akui pekerjaan Ermex di sana memang berat dan beresiko tinggi karena sekejap saja ia lalai atau tertidur kecelakaan bisa terjadi dan mungkin nyawa manusia akan melayang dan pastilah ia akan segera diturunkan dari posisinya yang tinggi itu lalu disingkirkan ke tempat tidak berguna.
Lain lagi dengan temanku yang bekerja di rumah orang kaya, setiap hari selalu bertugas tanpa pernah diberi waktu istirahat, mengeluarkan energi tak henti-hentinya demi menjaga barang-barang yang ada digudang penuh sesak agar  tidak dikunjungi penyelundup, aku berharap semoga ia bisa menghargai dirinya sendiri bahwa hidupnya sangat berarti bagi yang lain.
Hmm...yah, kali ini aku memang akan cerita tentang kaumku dan barangkali nanti aku juga akan ceritakan tentang hidupku.
Kalian tentu pernah menonton atau menyaksikan acara di pentas atau panggung besar bukan? Aku juga punya teman yang bekerja di sana, postur mereka beragam tapi aku lebih suka melihat yang berbodi ramping, mereka biasanya dijejerkan di atas pentas dan menari-nari kesegela arah menyapa penonton dengan riang namun ada juga yang ditugaskan untuk mengedip-ngedip biar suasana panggung jadi meriah biasanya yang ini jika bertugas  malam hari saja. Untung saja aku tidak masuk dalam dunia seperti ini dan bangga berasal dari keluarga yang notabenenya hanya kalangan biasa dan rumahan.
Sekarang kita tinggalkan yang namanya dunia perpanggungan, aku tidak sabar menceritakan sang penanda, ya kalangan kami memanggilnya dengan sebutan sang penanda. Perannya dalam perjalanan kehidupan seseorang sangat penting walaupun ia tidak bekerja sepanjang waktu seperti yang lain mungkin hanya beberapa detik saja sesuai permintaan, namun terkadang ia sering di caci dan dihina dan dituduh sebagai penyebab kecelakaan oleh orang lain lantaran atasan lupa memberikan perintah kepadanya agar memberikan tanda bagi orang yang ada dibelakang ataupun didepannya.
Sedikit beranjak dari lingkungan yang biasa, kalian hanya akan menemui teman-temanku ini di kampus, sekolah, rumah sakit atau lebih khusunya di laboratorium, pekerjaan mereka membuatku iri sejak dulu, mereka senantiasa menjadi bagian dari sebuah penyidikan dan observasi penting untuk kehidupan, mereka bekerja sesuai dengan kebutuhan dan dengan senang hati menemani para ilmuwan yang sedang bekerja dengan telitinya, membantu mereka menemukan sudut pandang yang pas lalu memperbesar masalah itu sehingga menjadi jelas dan dapat diselesaikan. Aku yakin kami diciptakan dengan kekuatan dan umur yang telah ditetapkan sesuai qadarnya. Kami tidak mungkin bersaing, kami hanya berusaha melakukan yang terbaik bukan menjadi yang terbaik.
Clik...terdengar sesuatu yang membangunkanku dari tidur, sekarang aku tidak lagi bermimpi, di depanku telah duduk seorang gadis kecil dengan buku-buku dihadapannya yang senantiasa tersenyum saat memandangi dan menyentuh lembut tubuhku, ia tidak banyak berbicara namun dari caranya memandangku aku tahu ia mencintaiku, ia begitu peduli dan bersedia merawatku, memberiku waktu istirahat saat ia tidak memerlukan bantuanku, walaupun cinta dan perhatiannya padaku tidak  seperti ia mencintai Tuhannya, ayah ibunya, dan saudaranya karena aku sadar aku hanyalah sebuah lampu di meja belajarnya.

Duri, 18/04/2014
Menjelang Adzan Ashar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rute Depok ke Ragunan

Mengenang Masa-Masa Itu Tidak habis pikir, saat nekat memutuskan berangkat ke keluar provinsi sendirian, senja itu di hari Sabtu. Setelah selesai piza party ultah teman di simpang nusantara, Depok. Saya sempatkan diri untuk silaturahim dengan seorang teman yang sejak merantau belum pernah bertemu. Saya kira ini waktu yang tepat untuk berkunjung. Ya keluar kota, dari Jawa Barat menuju DKI. Perjalanan dari Depok menuju Ragunan, Jakarta Selatan. Berikut rutenya: Naik angkot menuju stasiun depok, saya beli karcis ekonomi seharga Rp 1.500 menuju stasiun Pasar Minggu. Keluar dari stasiun pasar minggu gunakan  angkot S.15 yang parkir disebelahnya Ramayana. Jam sudah menunjukkan pukul 15.30 dan ini kali pertama saya ke daerah tersebut, Ramayana tempat pertama yang saya kunjungi karena sekalian mencari tempat sholat ashar. Keluar dari Ramayana hari mulai petang, sudah waktunya melanjutkan perjalanan. Setelah bertanya, saya temukan angkot ke Ragunan S15. Alamat yang diberikan

Rute Duri ke Pasir Pangaraian

Baru-baru ini daerah Pasir Pangaraian sedang ngetop dan banyak di kunjungi sebagai objek wisata religi. Terutama sejak berdirinya Masjid Agung Nasional Islamic Center, banyak rombongan yang berkunjung, mulai dari jemaah majlis ta'lim, rombongan sekolah, ibu-ibu RT dan Arisan, dan berbagai macam komunitas yang berkepentingan. Nah, kebetulan saya baru punya kesempatan berkunjung ke sana minggu lalu. Kami berangkat dari daerah Duri kecamatan Mandau. Rute yang kami pilih adalah melalui jalan rangau. Jika kita dari Jalan Hangtuah, masuk ke simpang rangau melewati simpang telkom. lalu lurus saja melewati jalan rangau hingga bertemu simpang jurong lalu belok kiri, lurus saja sampai bertemu simpang pelita,  setelah itu belok kiri dan kita pun sudah memasuki daerah Sontang, rokan hulu.Nanti ada simpang empat dan ada tugunya, kita belok kanan dan terus saja ikuti jalan raya dan ada simpang tiga, kalau arah kanan itu ke medan dan kiri ke pasir panggaraian. jika sudah masuk ini perjalanan k

Puisi Matahari

Berikut ini saya lampirkan beberapa bait puisi karya anak, siswa kelas 2 SD saat itu kami sedang belajar tema matahari. BAgi yang mau berkunjung ke sekolah kami dan berkenalan dengan mereka bisa langsung ke Jalan Stadion, depan RSUD Mandau, Duri. Puisi Matahari Karya : SD 2 Sekolah Alam Duri *Ghassan Cahaya matahari terang Sinarnya terasa hangat Tanpa matahari aku akan terasa gelap selama hidup *Aisyi Panasmu membuatku hangat Terangmu yang membuatku semangat Apimu bewarna orange *M. Syamil Matahari Bercahaya dipagi hari Sinarnya terasa hangat *Riza Matahari  yang tercinta Dia warna kuning *Syamil M Matahari...kamu lebih kuat Kamu lebih besar dari pada yang lain *Haris A Rasyid Terimakasih matahari karena meyinari bumi Tanpa matahari bumi gelap gulita Sinar matahari membuat aku hangat *Fifi Cahayamu sangat terang Aku membutuhkanmu disaat pagi Seperti api yang menyala Kau menyemangatkan hidupku *Aira Panasmu