Langsung ke konten utama

Perjuangan dan Keikhlasan

Ini cuplikan kisah kami di Hari Kamis, 21 februari 13, dini hari...

Semua perlengkapan malam itu sudah kami bereskan dan siap di bawa, sebelum malam larut mata pun sudah terpejam dan tidak lupa menyetel alaram tepat pukul 2 pagi.

titititit...pukul 2 dini hari mata terjaga karena suara alaram dan dengan malas bangun dan segera mandi dan sholat sunah, bikin teh dan sudah rapi, pukul 03.00 Saya, rahmita dan Afif sudah say hello good bye ke orang di rumah dan menyusuri gang kecil dan jalan kramat menunggu angkot 03 yang lewat dipagi buta ini, yaa...setelah lebih dari 8 menit ttidak ada tanda-tanda dan akan berinisiatif untuk menelpon taxi, eh ternyata si angkot datang dan kami segera naik menuju jalan manunggal, dan butuh waktu sekitar 10 menit berjalan kaki sehingga sampai di sebuah pintu masuk terminal kampung rambutan.

Lalu berjalan lagi ke pemberhentian bus Damri sehingga jam telah menunjukkan pkl 03.30, tidak cukup 5 menit Damri pun melaju ke badara Soekarno Hatta.
Cukup tenang karena sudah berada di Bus Damri karena sejak tadi saya mengomando mereka untuk jalan cepat bahkan setegah berlari mengejar waktu.

Sekedar informasi nih, keberangkatan pertama bus Damri dari terminal Kampung rambutan menuju Bandara Soetta itu adalah jam 2.30 WIB, kemudian setiap penumpang membayar retribusi terminal Rp 1000/org dan tarif Damrinya Rp 25.000/org.

Untuk menghindari kesalahan terminal keberangkatan, saat bayar ongkos saya tanyakan pada kondektur, "Mas ntar kalo Madala yang ke Padang terminal berapa ya?", si mas jawab,"terminal 1B", it's Ok berarti tinggal turun di sana dan ini pun meyakinkan saya karena beberapa kali ke Sumatra selalu di terminal 1B.

 Memasuki bandara jam digital besar buatan Batara Elektrindo itu sudah menunjukkan Pkl 04.44 and i think we have much time because in the Ami's ticket time to take off is 5.30 dan tepat memasuki terminal 3 azan shubuh berkumandang dari televisi yang ada di depan.

Tidak ada penumpang yang turun di terminal 3 dan damri pun lanjut ke terminal berikutnya, dan akhirnya kami yang awalnya duduk paling belakang pindah duduk ke arah depan dan mulai ragu dan bertanya ke sopir,
"Pak, mandala yang ke Padang di terminal 1B ya?"
"Kalau mandala yang di terminal 3"
Wajah kesalku terpasang dan mulai sewot,
"Ntr turun di terminal 2 aja trus sambung pake bus kuning di atas", solusi dari sopir
ini bikin gregetan aja si tukang kasih info yang salah besar dan sudah buang2 waktu kita.
Bergegas ke atas tepatnya keberangkatan khusus Garuda dan nungguin tu bus kuning sekitar beberapa menit dan jam pun sudah menunjukkan jam 5.10
Wah..udah ga da pilihan karena satu bus yang lewat tidak menuju terminal 3, lalu Saya ambil keputusan nyari taxi di bawah sambil lari2an di koridor dan tangga, ada banyak taxi yang lewat dan stop satu dan disuruh buru2 ama sopir.

Ternyata taxi yang lewat di sana hanya untuk drop penumpang dan dilarang keras menaikkan penumpang, ok , untung ga ada polisi, langsung ke terminal 3 dan bayar tiket masuk portal 4ribu dan taxi 10 ribu.
 Segera menuju kantor Tiger air karena mandala ada di bawah dia, dan ternyata pkl. 5.20 tidak ada lagi chek in, alias sudah close, karena mereka menutup cek ini 45 menit sebelum jam terbang tanpa ampun dan indak buliah mambana.

Walaupun demikian si Ami yang berangkat seorang diri tetap saya suruh masuk dan cek in di dalam setelah beberapa menit dia ngurus, ternyata hasilnya gagal terbang.
Ya sudahlah....segera kami menuju musola untuk sholat shubuh yang sudah telat ini...karena jam 5.30

Sangat disayangkan di sini adalah, kenapa sih maskapai itu tidak kasih waktu toleransi buat yang telat cek in? sedangkan maskapai lain bersedia memangil nama penumpang yang belum masuk pesawat berkali-kali, yah cukup ini pengalaman terakhir berurusan dengan maskapai ini.
Dan tidak ada pengembalian uang atau deposit beberapa persen pun kpd penumpang, kasihan ya..yang udah beli tiket mahal.
 
 

 

 
 







Komentar

  1. wkwkwk...

    keikhlasan yang berbuah indah ini mah, mustinya ukh lanjutin ttg jakan2 kita setelah ituuu heheh

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rute Depok ke Ragunan

Mengenang Masa-Masa Itu Tidak habis pikir, saat nekat memutuskan berangkat ke keluar provinsi sendirian, senja itu di hari Sabtu. Setelah selesai piza party ultah teman di simpang nusantara, Depok. Saya sempatkan diri untuk silaturahim dengan seorang teman yang sejak merantau belum pernah bertemu. Saya kira ini waktu yang tepat untuk berkunjung. Ya keluar kota, dari Jawa Barat menuju DKI. Perjalanan dari Depok menuju Ragunan, Jakarta Selatan. Berikut rutenya: Naik angkot menuju stasiun depok, saya beli karcis ekonomi seharga Rp 1.500 menuju stasiun Pasar Minggu. Keluar dari stasiun pasar minggu gunakan  angkot S.15 yang parkir disebelahnya Ramayana. Jam sudah menunjukkan pukul 15.30 dan ini kali pertama saya ke daerah tersebut, Ramayana tempat pertama yang saya kunjungi karena sekalian mencari tempat sholat ashar. Keluar dari Ramayana hari mulai petang, sudah waktunya melanjutkan perjalanan. Setelah bertanya, saya temukan angkot ke Ragunan S15. Alamat yang diberikan

Rute Duri ke Pasir Pangaraian

Baru-baru ini daerah Pasir Pangaraian sedang ngetop dan banyak di kunjungi sebagai objek wisata religi. Terutama sejak berdirinya Masjid Agung Nasional Islamic Center, banyak rombongan yang berkunjung, mulai dari jemaah majlis ta'lim, rombongan sekolah, ibu-ibu RT dan Arisan, dan berbagai macam komunitas yang berkepentingan. Nah, kebetulan saya baru punya kesempatan berkunjung ke sana minggu lalu. Kami berangkat dari daerah Duri kecamatan Mandau. Rute yang kami pilih adalah melalui jalan rangau. Jika kita dari Jalan Hangtuah, masuk ke simpang rangau melewati simpang telkom. lalu lurus saja melewati jalan rangau hingga bertemu simpang jurong lalu belok kiri, lurus saja sampai bertemu simpang pelita,  setelah itu belok kiri dan kita pun sudah memasuki daerah Sontang, rokan hulu.Nanti ada simpang empat dan ada tugunya, kita belok kanan dan terus saja ikuti jalan raya dan ada simpang tiga, kalau arah kanan itu ke medan dan kiri ke pasir panggaraian. jika sudah masuk ini perjalanan k

Puisi Matahari

Berikut ini saya lampirkan beberapa bait puisi karya anak, siswa kelas 2 SD saat itu kami sedang belajar tema matahari. BAgi yang mau berkunjung ke sekolah kami dan berkenalan dengan mereka bisa langsung ke Jalan Stadion, depan RSUD Mandau, Duri. Puisi Matahari Karya : SD 2 Sekolah Alam Duri *Ghassan Cahaya matahari terang Sinarnya terasa hangat Tanpa matahari aku akan terasa gelap selama hidup *Aisyi Panasmu membuatku hangat Terangmu yang membuatku semangat Apimu bewarna orange *M. Syamil Matahari Bercahaya dipagi hari Sinarnya terasa hangat *Riza Matahari  yang tercinta Dia warna kuning *Syamil M Matahari...kamu lebih kuat Kamu lebih besar dari pada yang lain *Haris A Rasyid Terimakasih matahari karena meyinari bumi Tanpa matahari bumi gelap gulita Sinar matahari membuat aku hangat *Fifi Cahayamu sangat terang Aku membutuhkanmu disaat pagi Seperti api yang menyala Kau menyemangatkan hidupku *Aira Panasmu