Langsung ke konten utama

Kelanjutan Kisah (nan patang juo)


Sebelum meninggalkan aku di sana, si Bg Oj berkali-kali menanyakan dan memastikan kalau aku berani pulang sendiri, "iya, oke bos", c u..
Berada di lingkungan ini membuat aku merasa kembali ke suatu masa yang penuh dengan ukhuwah islamiyah, jadi ingat teman2 dan akhwatifillah seperjuangan.
Sedikit deskripsi suasananya nih, ruangan dibagi menjadai dua, yang satu untuk perempuan dan satu lagi untuk laki-laki alias dipisah. Jadi ga bakal ada kesempatan untuk kenalan sama cowok, kecuali lo berani melawan arus di sana dengan cara lu sendiri.

Aku menyapa seorang wanita yang juga menjadi peserta kala itu, ia menggenakan jilbab kuning kombinasi putih dan wajahnya cantik, ya kita ga jauh beda lah. Dimulai dengan senyum dan sapa cerita pun mengalir kemana, mulai dari bidang apa yang dipilih buat ujian sampai tukaren no hp.
Namanya Alisya, itu yang aku dengar waktu ia mengucapkan eh ternyata dua hari setelah itu barulah aku tau kalau namanya Kalisyta..(tapi hampir mirip kan?) ia adalah seorang lulusan sastra Jepang Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2012 dan sekarang bekerja frelance mengajar di sebuah lembaga, tapi ia ikut tes ini untuk menjadi pengajar siswa SD, dengan bermodal pengetahuannya di SMA dulu katanya.
Kemudian kami registrasi peserta dan mendapatkan satu kuisioner tentang berbagai hal yang menyangkut Bintang Pelajar dan pelamar.

Tidak hanya dengan si ahli bahasa Jepang, aku juga berkenalan dengan Wafda di ruang ujian dan ternyata ia punya darah minang karena orang tuanya berasal dari Sulit Air, tapi keluarganya tinggal di Bengkulu dan ia merantau ke Bandung. bener kan teh?
Wafda duduk di sebelah kananku ia apply untuk posisi FO dan disebelah kiriku ada perempuan berjilbab hijau namanya Nelly asli orang betawi juga sama dengan wafda posisi FO juga.

Sebelum mulai ujian, peserta telah dipersilahkan masuk dan mengambil tempat sesuai kode di name tag masing-masing. Jumlah peserta menurut perkiraan saya ada sekitar 300 orang, yang duduk paling depan ikhwan belakangnya akhwat. Mulai pkl 8.00 s/d 12.00 WIB
materi ujian ini jika di urutkan dari awal adalah:
1. materi sesuai bidang atau posisi yang di apply
2. Pengetahuan dasar Islam
3. Tes Intelensi: CFIT, Kreplin dan D....ga tw lupa
semua tes IQ yang disuguhkan itu merupakan jenis tes yg pertama ku coba.

Ujianpun berakhir dan peserta boleh pulang.

Yah semuanya pada dimana, Wafda buru-buru pulang n Nelly mau sholat di rumah aja, jelas lah aku ga bisa ikutan pulang bareng mereka karena kau mau solat zhuhur dulu, kami masul lift dan sampai di lantai dasar, nanya sana sini ga ada yang tau letak musola eh ternyata yang ditanya statusnya sama, bukan warga UNJ.

Mondar mandir dan menuju pintu aku bertemu seorang wanita dengan kemeja putih,rok hitam dan jilbab merah bata. "Maaf Mba,tau di mana tempat sholat?",tanyaku. "Wah mba,saya juga lagi nyari, ga tau", katanya.
"Kita cari bareng yuk", setelah berkenalan dan bertanya dari mana sampai kampung halaman, eh kironyo beliau urang Bukiktinggi, jadi mode percakapan kami sangkek tu jo bahaso minang sen lai sampai bapisah.
Carito punyo carito, nyatonyo si Ica, namo nak gadih cako badunsanak pulo jo kawan ambo kuliah dulu, namonyo Alfina Syukri Albi, tu Ica tau pulo jo yang namonyo Sri wahyuni jo Nesia Endi Triana, jaleh mereka itu konco ambo. Sambia mancari tampek sumbayang kami tantu bacarito panjang, kami baliak ka lantai ateh,lantai 8 untuk mananyoan musala, kironyo indak ado, sudah tu kami di agiah tau kalau ka sumbayang pai selah ka wisma nan warna hijau tu ha, kicek panitia sabia manunjuak ka bangunan hijau nan nampak dari atehtu. Kami mbiak uduak dulu di toilet lt 8 sudah tu takanan di ambo untuak mamakai camera nan alah basadionan sajak patang untuk mangodak nan rancak-rancak, mako bakodak lah kami di dakek kaco nan nampak pamandangan kota, ituang2 iko tando kami pernah basuo.

Kami pun pai ka wisma UNJ dan minta izin ka panjago untuak numpang sumbayang, kironyo ado di lantai 2.
Sudah sumbayang, paruik ko tantu lah lapa pulo dek lah tibo wakatunyo makan, untuang ambo lai mambawo baka nasi jo samba randang, ciek lai ado pulo roti nan di agiahan Bang Oji cako, makanlah kami di Musola tu baduo. Wakatu makan eh tibo apak-apak batigo urang ka sumbayang, mereka panitia ujian cako.
tantu kami tahan ota ko malakik urang tu kalua dari musola.

lah salasai makan kami pulang sarengkek, pakai bus way nan ado salternyo di muko gerbang kampus, ka mambayia tiket kironyo dompet tasuruak pulo, untuang si Ica dibayiaannyo.(tarimokasih banyak yo ca tiketnyo). Sabalum masuak kami tanyo dulu ka panjua tiket kama se rute untuk tujuan kami masing-masing, si Ica ka pai ka Karet, Jakarta Selatan sadangkan ambo ka jalan baru, Pasar Rebo.
Kami bapisah di Matraman, soalnya aku yang turun duluan dek ka manyambuang oto ka kampung melayu sudah tu kampung rambutan.

Kironyo ketek dunia ko yo nek, kicek si fina. Mudah2an urang nan basuo awak bisa manjalin silaturrahmi.
Alah sen tu yo..maleh ambo bacarito lai..bilo2 disambuang lo baliak.
Assalamualaikum :)













Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rute Depok ke Ragunan

Mengenang Masa-Masa Itu Tidak habis pikir, saat nekat memutuskan berangkat ke keluar provinsi sendirian, senja itu di hari Sabtu. Setelah selesai piza party ultah teman di simpang nusantara, Depok. Saya sempatkan diri untuk silaturahim dengan seorang teman yang sejak merantau belum pernah bertemu. Saya kira ini waktu yang tepat untuk berkunjung. Ya keluar kota, dari Jawa Barat menuju DKI. Perjalanan dari Depok menuju Ragunan, Jakarta Selatan. Berikut rutenya: Naik angkot menuju stasiun depok, saya beli karcis ekonomi seharga Rp 1.500 menuju stasiun Pasar Minggu. Keluar dari stasiun pasar minggu gunakan  angkot S.15 yang parkir disebelahnya Ramayana. Jam sudah menunjukkan pukul 15.30 dan ini kali pertama saya ke daerah tersebut, Ramayana tempat pertama yang saya kunjungi karena sekalian mencari tempat sholat ashar. Keluar dari Ramayana hari mulai petang, sudah waktunya melanjutkan perjalanan. Setelah bertanya, saya temukan angkot ke Ragunan S15. Alamat yang diberikan

Rute Duri ke Pasir Pangaraian

Baru-baru ini daerah Pasir Pangaraian sedang ngetop dan banyak di kunjungi sebagai objek wisata religi. Terutama sejak berdirinya Masjid Agung Nasional Islamic Center, banyak rombongan yang berkunjung, mulai dari jemaah majlis ta'lim, rombongan sekolah, ibu-ibu RT dan Arisan, dan berbagai macam komunitas yang berkepentingan. Nah, kebetulan saya baru punya kesempatan berkunjung ke sana minggu lalu. Kami berangkat dari daerah Duri kecamatan Mandau. Rute yang kami pilih adalah melalui jalan rangau. Jika kita dari Jalan Hangtuah, masuk ke simpang rangau melewati simpang telkom. lalu lurus saja melewati jalan rangau hingga bertemu simpang jurong lalu belok kiri, lurus saja sampai bertemu simpang pelita,  setelah itu belok kiri dan kita pun sudah memasuki daerah Sontang, rokan hulu.Nanti ada simpang empat dan ada tugunya, kita belok kanan dan terus saja ikuti jalan raya dan ada simpang tiga, kalau arah kanan itu ke medan dan kiri ke pasir panggaraian. jika sudah masuk ini perjalanan k

Puisi Matahari

Berikut ini saya lampirkan beberapa bait puisi karya anak, siswa kelas 2 SD saat itu kami sedang belajar tema matahari. BAgi yang mau berkunjung ke sekolah kami dan berkenalan dengan mereka bisa langsung ke Jalan Stadion, depan RSUD Mandau, Duri. Puisi Matahari Karya : SD 2 Sekolah Alam Duri *Ghassan Cahaya matahari terang Sinarnya terasa hangat Tanpa matahari aku akan terasa gelap selama hidup *Aisyi Panasmu membuatku hangat Terangmu yang membuatku semangat Apimu bewarna orange *M. Syamil Matahari Bercahaya dipagi hari Sinarnya terasa hangat *Riza Matahari  yang tercinta Dia warna kuning *Syamil M Matahari...kamu lebih kuat Kamu lebih besar dari pada yang lain *Haris A Rasyid Terimakasih matahari karena meyinari bumi Tanpa matahari bumi gelap gulita Sinar matahari membuat aku hangat *Fifi Cahayamu sangat terang Aku membutuhkanmu disaat pagi Seperti api yang menyala Kau menyemangatkan hidupku *Aira Panasmu