Langsung ke konten utama

Baru Kusadari



Bangun tidur menjelang subuh kurasakan suhu tubuh ini meningkat dan hati gelisah, masih dalam keadaan berkelumun dalam selimut aku merasa kedinginan. Untungnya ini hari Minggu, sekolahku libur, namun ada beberapa agenda yang sudah terencana dengan baik yang telah di amanahkan kepadaku.

Walau mata tidak lagi terpejam, rasa malas menumpuk menahan agar aku tidak bangun dari tempat tidur, sambil terus menikmati denyut nyeri sakit kepala dan rasa kedinginan bahkan untuk menenguk air minum saja aku enggan padahal tubuh ini telah berteriak memintanya. Perlahan kulawan semua “id” itu dan berusaha berjalan dengan lemas mencapai segelas air. 

 Hingga beberapa jam kemudian kira-kira dua jam menjelang agenda tersebut aku sudah angkat bendera putih dan segera menghubungi ketua dan mohon izin. Sungguh malu rasanya saat itu sebagai pasukan barisan pengamanan justru diri sendiri yang tidak sanggup. Mungkin dan pastilah Tuhanku telah mengutus hambaNya yang lain  untuk menggantikan tugas ini.

Tidak berhenti di sana, kepiluan hati pun muncul bukan karena mereka tidak peduli denganku, mereka menanyakan kondisiku dan memberikan paracetamol, namun apa? ada sesuatu yang lebih dari itu yang kuharapkan dan kuyakin hanya bisa dipenuhi oleh ibuku, dan mungkin oleh ibumu juga ketika dirimu sakit, seperti membelai kepalamu, mengompresmu, menyediakan air minum hangat, menanyakan, “kamu ingin dibuatkan sesuatu nak?”, hingga bolak balik memeriksa kondisimu, namun itu semua hanya khayalanku saat ini.

Stooop, aku tidak mau lagi berandai-andai, ini hanya efek rinduku saja karena realitanya sekarang aku tidak dekat ibuku, jadi harus kuterima realita ini dengan bijak.
Setelah seharian lemas dan mengerang berbisik ditempat tidur, sorenya aku ditawari untuk berobat ke klinik, hmm...lagi-lagi makan obat, aku pikir tubuhku sedang melawan virus dan meningkatkan imunitasnya, namun tawaran ini aku terima juga karena menurutku ini salah satu rezeki yang tidak boleh ditolak.

Malam harinya kurenungi apa yang terjadi seharian ini dan kemarennya, Ohh Tuhan...aku terperanjat mengingat kesalahanku, Alhamdulillah Tuhanku mengingatkanku.  Mungkin ini rasa sombong yang tidak kusadari, saat itu pagi hari sehari sebelum kesakitanku muncul kami-aku dan komunitasku-  bergembira melakukan perjalanan yang bisa dibilang jauh karena memakan waktu seharian, dan sorenya di hari yang sama aku harus meeting dengan komunitas yang berbeda, aku upayakan untuk hadir walau kepala ini mulai sakit namanya juga demi amanah, aku pikir hatiku mulai bermain saat itu, ketika rapat aku memang terlambat namun ternyata ada anggota yang lebih terlambat yang kupikir tidak sesibuk diriku yang baru pulang dari luar kota. Hanya istighfar yang bisa kulantunkan, Astaghfirullah   Astaghfirullah  Astaghfirullah  Astaghfirullah.
Allah akan membalas setiap kebaikan maupun keburukan yang kita lakukan baik disadari ataupun tidak, percayalah.
#10 Desember 2013

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rute Depok ke Ragunan

Mengenang Masa-Masa Itu Tidak habis pikir, saat nekat memutuskan berangkat ke keluar provinsi sendirian, senja itu di hari Sabtu. Setelah selesai piza party ultah teman di simpang nusantara, Depok. Saya sempatkan diri untuk silaturahim dengan seorang teman yang sejak merantau belum pernah bertemu. Saya kira ini waktu yang tepat untuk berkunjung. Ya keluar kota, dari Jawa Barat menuju DKI. Perjalanan dari Depok menuju Ragunan, Jakarta Selatan. Berikut rutenya: Naik angkot menuju stasiun depok, saya beli karcis ekonomi seharga Rp 1.500 menuju stasiun Pasar Minggu. Keluar dari stasiun pasar minggu gunakan  angkot S.15 yang parkir disebelahnya Ramayana. Jam sudah menunjukkan pukul 15.30 dan ini kali pertama saya ke daerah tersebut, Ramayana tempat pertama yang saya kunjungi karena sekalian mencari tempat sholat ashar. Keluar dari Ramayana hari mulai petang, sudah waktunya melanjutkan perjalanan. Setelah bertanya, saya temukan angkot ke Ragunan S15. Alamat yang diberikan

Rute Duri ke Pasir Pangaraian

Baru-baru ini daerah Pasir Pangaraian sedang ngetop dan banyak di kunjungi sebagai objek wisata religi. Terutama sejak berdirinya Masjid Agung Nasional Islamic Center, banyak rombongan yang berkunjung, mulai dari jemaah majlis ta'lim, rombongan sekolah, ibu-ibu RT dan Arisan, dan berbagai macam komunitas yang berkepentingan. Nah, kebetulan saya baru punya kesempatan berkunjung ke sana minggu lalu. Kami berangkat dari daerah Duri kecamatan Mandau. Rute yang kami pilih adalah melalui jalan rangau. Jika kita dari Jalan Hangtuah, masuk ke simpang rangau melewati simpang telkom. lalu lurus saja melewati jalan rangau hingga bertemu simpang jurong lalu belok kiri, lurus saja sampai bertemu simpang pelita,  setelah itu belok kiri dan kita pun sudah memasuki daerah Sontang, rokan hulu.Nanti ada simpang empat dan ada tugunya, kita belok kanan dan terus saja ikuti jalan raya dan ada simpang tiga, kalau arah kanan itu ke medan dan kiri ke pasir panggaraian. jika sudah masuk ini perjalanan k

Puisi Matahari

Berikut ini saya lampirkan beberapa bait puisi karya anak, siswa kelas 2 SD saat itu kami sedang belajar tema matahari. BAgi yang mau berkunjung ke sekolah kami dan berkenalan dengan mereka bisa langsung ke Jalan Stadion, depan RSUD Mandau, Duri. Puisi Matahari Karya : SD 2 Sekolah Alam Duri *Ghassan Cahaya matahari terang Sinarnya terasa hangat Tanpa matahari aku akan terasa gelap selama hidup *Aisyi Panasmu membuatku hangat Terangmu yang membuatku semangat Apimu bewarna orange *M. Syamil Matahari Bercahaya dipagi hari Sinarnya terasa hangat *Riza Matahari  yang tercinta Dia warna kuning *Syamil M Matahari...kamu lebih kuat Kamu lebih besar dari pada yang lain *Haris A Rasyid Terimakasih matahari karena meyinari bumi Tanpa matahari bumi gelap gulita Sinar matahari membuat aku hangat *Fifi Cahayamu sangat terang Aku membutuhkanmu disaat pagi Seperti api yang menyala Kau menyemangatkan hidupku *Aira Panasmu