Langsung ke konten utama

Kepulan Asap

  >>Curhat khusus



Melihat asap saat membakar sesuatu ataupun saat mobil tiba-tba mogok di jalan dan berasap itu hal biasa yang pernah saya alami, namun kali ini setiap hari hampir 24 jam penuh warga Sumatera khusunya Riau lebih khusus lagi Duri sedang ditimpa bencana asap.
Bayangkan saja, yang biasa setiap pagi bisa menghirup udara segar dan memandang hijaunya pepohonan sekarang membuka jendela saja habis bangun tidur sudah membuat kita mau muntah karena yang dilihat Cuma warna putih dan jangan coba dihirup kalau ga mau menderita.

Fenomena ini terjadi hampir dua minggu dan setiap hari terjadi peningkatan kadar asapnya.
Eits, saking saya berpositif thingking ketika baru pertama kalinya berkunjung ke negri ini saat pagi hari menyaksikan awan turun dan berkabut membuat info-info yang saya terima sebelumnya mengenai kota ini mulai saya pertanyakan saat itu,
Gila di Duri yang panas aja bisa turun awan seperti di kampungku yang indah dan sejuk itu.
Betul memang kalau peristiwa seperti ini baru pertama kali saya alami langsung yang sebelumnya cuma dengar dan lihat info di media saja.

Menurut kesaksian warga Duri, hal ini mereka alami hampir setiap tahun lebih tepatnya saat akan memasuki bulan Ramadhan, emang ritual aneh penyambutan Ramadhan, membuka lahan sawit tanpa prosedur dan SOP yang ramah lingkungan dan memilih cara yag mudah dan murah, halaah...malah menyengsarakan orang banyak.

Sebenarnya siapa sih yang bertanggung jawab akan hal ini?
Sampai-sampai negara tetangga protes akibat kiriman asap dari sini eh padahal ni ya berdasarkan liputan khusus media ternyata kepulan asap raksasa itu juga berasal dari perusahaan milik negara tetangga kita itu yang punya lahan gede dan pengolahannya tidak seperti cara yang kata mereka ramah lingkungan dan sesuai SOP.
Teman-teman tau ga, setiap hari keluhan tentang asap ini kita dengar apalagi tu di medsos seperti fb, baca deh status mereka tentang asap ini kalau ga percaya.
Menurut saya yang paling kasihan adalah bayi, apalagi bayi-bayi yang didrop di tempat penitipan anak yang ga ada AC, meraka ga bisa pake masker.
Penyakit ISPA pun otomatis mulai berjangkit, mulai bersin-bersin, batuk, flu, mata perih sesak napas, sungguh kasihan apalagi bagi teman-teman yang punya gejala astma.
Untuk keselamatan kita bersama:

  • ·         Gunakanlah masker kalau keluar dari ruangan ber-AC
  • ·         Kurangi aktivitas di luar ruangan (sekolah-sekolah udah mengeluarkan kebijakan untuk     meliburkan murid) eh untung aja emang jadwal mereka akan libur kenaikan kelas.
  • ·         Disarankan di dalam masker dilapisi dengan kain basah sebagai filternya
  • ·         Banyak konsumsi air putih dan buah
  • ·         Banyak bersyukur, ternyata sadar kalau udara segar yang biasa dihirup dengan mudah itu adalah nikmat termahal dari Allah
  • ·         Banyak berdo’a juga kalau bisa kumpulin teman2 se RT sekampung untung sholat minta hujan
  • ·         Liburan atau ngungsi ke daerah lain yang berudara bersih

Duri, 22 Juni 2013

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rute Depok ke Ragunan

Mengenang Masa-Masa Itu Tidak habis pikir, saat nekat memutuskan berangkat ke keluar provinsi sendirian, senja itu di hari Sabtu. Setelah selesai piza party ultah teman di simpang nusantara, Depok. Saya sempatkan diri untuk silaturahim dengan seorang teman yang sejak merantau belum pernah bertemu. Saya kira ini waktu yang tepat untuk berkunjung. Ya keluar kota, dari Jawa Barat menuju DKI. Perjalanan dari Depok menuju Ragunan, Jakarta Selatan. Berikut rutenya: Naik angkot menuju stasiun depok, saya beli karcis ekonomi seharga Rp 1.500 menuju stasiun Pasar Minggu. Keluar dari stasiun pasar minggu gunakan  angkot S.15 yang parkir disebelahnya Ramayana. Jam sudah menunjukkan pukul 15.30 dan ini kali pertama saya ke daerah tersebut, Ramayana tempat pertama yang saya kunjungi karena sekalian mencari tempat sholat ashar. Keluar dari Ramayana hari mulai petang, sudah waktunya melanjutkan perjalanan. Setelah bertanya, saya temukan angkot ke Ragunan S15. Alamat yang diberikan

Rute Duri ke Pasir Pangaraian

Baru-baru ini daerah Pasir Pangaraian sedang ngetop dan banyak di kunjungi sebagai objek wisata religi. Terutama sejak berdirinya Masjid Agung Nasional Islamic Center, banyak rombongan yang berkunjung, mulai dari jemaah majlis ta'lim, rombongan sekolah, ibu-ibu RT dan Arisan, dan berbagai macam komunitas yang berkepentingan. Nah, kebetulan saya baru punya kesempatan berkunjung ke sana minggu lalu. Kami berangkat dari daerah Duri kecamatan Mandau. Rute yang kami pilih adalah melalui jalan rangau. Jika kita dari Jalan Hangtuah, masuk ke simpang rangau melewati simpang telkom. lalu lurus saja melewati jalan rangau hingga bertemu simpang jurong lalu belok kiri, lurus saja sampai bertemu simpang pelita,  setelah itu belok kiri dan kita pun sudah memasuki daerah Sontang, rokan hulu.Nanti ada simpang empat dan ada tugunya, kita belok kanan dan terus saja ikuti jalan raya dan ada simpang tiga, kalau arah kanan itu ke medan dan kiri ke pasir panggaraian. jika sudah masuk ini perjalanan k

Puisi Matahari

Berikut ini saya lampirkan beberapa bait puisi karya anak, siswa kelas 2 SD saat itu kami sedang belajar tema matahari. BAgi yang mau berkunjung ke sekolah kami dan berkenalan dengan mereka bisa langsung ke Jalan Stadion, depan RSUD Mandau, Duri. Puisi Matahari Karya : SD 2 Sekolah Alam Duri *Ghassan Cahaya matahari terang Sinarnya terasa hangat Tanpa matahari aku akan terasa gelap selama hidup *Aisyi Panasmu membuatku hangat Terangmu yang membuatku semangat Apimu bewarna orange *M. Syamil Matahari Bercahaya dipagi hari Sinarnya terasa hangat *Riza Matahari  yang tercinta Dia warna kuning *Syamil M Matahari...kamu lebih kuat Kamu lebih besar dari pada yang lain *Haris A Rasyid Terimakasih matahari karena meyinari bumi Tanpa matahari bumi gelap gulita Sinar matahari membuat aku hangat *Fifi Cahayamu sangat terang Aku membutuhkanmu disaat pagi Seperti api yang menyala Kau menyemangatkan hidupku *Aira Panasmu